HARTINAH ARMELIA
23113952
1KB08
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk yang tidak dapat hidup dengan sendiri. Manusia diciptakan oleh
Tuhan YME sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Di
dalam kehidupannya manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan
sesamanya. Hal ini merupakan salah satu kodrat manusia yang selalu ingin
berhubungan dengan manusia lain.
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut disebabkan karena adanya interaksi sosial.
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut disebabkan karena adanya interaksi sosial.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, penulis merumuskan rumusan makalah sebagai berikut:
1. Apa alasan manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial?
2. Faktor-faktor apa saja yang
mendasari terjadinya interaksi sosial?
BAB II :
PEMBAHASAN
Secara kodrati, manusia merupakan
makhluk monodualistis, artinya selain sebagai makhluk individu, manusia juga
berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk
mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga tercipta sebuah kehidupan yang
damai. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan
dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan,
bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensinya
kemanusiaannya. Seseorang memiliki sikap sosial apabila ia memperhatikan atau
berbuat baik terhadap orang lain.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa sikap sosial merupakan beberapa tindakan menuju kebaikan terhadap
sesamanya. Selain itu, Manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial karena pada
diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia
memiliki kebutuhan mencari kawan. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain,
sering kali didasarkan kepentingan dan persamaan ciri.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia
dikatakan sebagai mahkluk sosial dengan beberapa alasan, yaitu:
·
Ada dorongan
untuk berinteraksi.
·
Manusia
tunduk pada aturan norma sosial.
·
Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
·
Potensi
manusia akan benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah manusia.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi makhluk sosial menurut para ahli:
·
Menurut KBBI
:
Makhluk social adalah manusia yang
berhubungan timbal balik dengan manusia lain.
·
Menurut Elly
M. Setiadi :
Makhluk social adalah makhluk yang
didalam hidupnya tidak bias melepaskan diri dari pengaruh orang lain.
·
Menurut Dr.
Johannes Garang :
Makhluk social adalah makhluk berkelompok
dan tidak mampu hidup menyendiri.
·
Menurut
Aristoteles :
Makhluk sosial merupakan zoon
politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan
berinteraksi satu sama lain
·
Menurut
Liturgis :
Makhluk sosial merupakan makhluk
yang saling berhubungan satu sama lain serta tidak dapat melepaskan diri dari
hidup bersama.
Ø INTERAKSI SOSIAL
Kata interaksi berasal dari kata
inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling
mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah
proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam
pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan
sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Ada beberapa pengertian interaksi
sosial menurut para ahli:
·
Menurut H.
Booner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial
bahwa: “Interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain atau sebaliknya.”
·
Menurut Gillin
dan Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang,
dan orang perorangan dengan kelompok.
·
Maryati dan
Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau
hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok.”
·
Murdiyatmoko
dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan
tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social.”
·
Siagian
(2004) “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling
mempercayai, menghargai, dan saling mendukung.”
Dari pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar
sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan
antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok dalam
kehidupan social.
Ø MACAM-MACAM INTERAKSI SOSIAL
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial
dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
·
Interaksi
antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi
interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang
terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik
merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
·
Interaksi
antara individu dan kelompok:
Interaksi ini pun dapat berlangsung
secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok
bermacam-macam sesuai situasi dan kondisinya.
·
Interaksi
sosial antara kelompok dan kelompok:
Interaksi sosial kelompok dan
kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja
sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek
Ø FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI
TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
·
Imitasi
adalah suatu proses peniruan atau meniru.
Banyak perilaku kita sebenarnya
diawali dengan meniru. Salah satu contohnya meniru potongan rambut, model
pakaian, model celana, dan lain-lain. Proses peniruan ini lebih mudah terjadi
dan mudah berubah. Artinya proses peniruan seringkali tidak bertahan lama,
karena apabila ada model baru, maka model yang lama akan ditinggalkan dan
berubah meniru ke model yang baru. Biasanya yang ditiru adalah hal-hal yang
artificial yaitu hal-hal yang nampak saja dan bersifat fisil.
·
Sugesti
adalah suatu proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan
atau pedoman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu.
Yang dimaksud sugesti di sini adalah
pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain,
yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam
hubungannya, dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa
imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti
seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang
lain di luarnya.
·
Identifikasi
dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain,
baik secara lahiriah maupun batiniah.
·
Simpati
adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati
timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan
seperti juga pada proses identifikasi.
BAB III : PENUTUPAN
Ø Kesimpulan
Dari uraian yang saya buat, dapat disimpulkan bahwa alasan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
Dari uraian yang saya buat, dapat disimpulkan bahwa alasan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
ü Ada dorongan untuk berinteraksi
ü Manusia tunduk pada aturan, norma social
ü Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan
orang lain.
ü Manusia tidak dapat hidup sebagai manusia jika tidak
ada di tengah-tengah manusia.
Ø Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya
interaksi sosial, yaitu: imitasi, sugesti, identifikasi, dan
simpati. Media (agen) sosialisasi utama yang menjadi wahana di mana
individu akan mengalami sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam
masyarakat sepenuhnya antara lain:
ü Keluarga
ü Teman Sepermainan (Kelompok Sebaya)
ü Sekolah
ü Lingkungan Kerja
ü Media Massa
Dengan terselesaikannya tugas ini, semoga dapat dimanfaatkan dan dapat dijadikan sumber pengetahuan baru oleh semua pihak. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas ini karena keterbatasan materi yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami bisa menjadi lebih baik dalam meyusunnya.
Refrensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar