Sabtu, 26 Oktober 2013

Peran Pemuda Dalam Kemajuan Pembangunan Indonesia

      Pemuda sering di sebut sebagai alat motivator atau penggerak didalam suatu wilayah maupun daerah,oleh karena itu kita tak mengherankan jika peranan pemuda sangat diperlukan untuk kemajuan bangsa kita.

      "Masa depan bangsa ditangan pemuda ",ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik denngan kekerasan dan anarkisme tetapi daya fikir dan revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. sebab dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola fikir terbaru,muda dan segar.

       Perkembangan pemikiran pemuda indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun1908.dan berlangsung hingga sekarang . periodesasinya dibagi menjadi 6 ( enam ) periode mulai dari periode kebangkitan nasional 1908 , sumpah pemuda 1928 , proklamasi 1945 , aksi tritura 1966 , periode 1967-1998 (Orde baru).

       Contohnya pemuda meempunyai tekad yang kuat untuk memenuhi keperluannya,seperti hal nya Jendral Soedirman , seorang pemuda yang mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat melawan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia ini. Beliau sangat gigih dalam berjuang , dan memiliki kepemimpinan dalam membentuk taktik yang ditunjukan untuk menjatuhkan lawan , inilah yang membuat seorang pemuda yang bernama Soedirman ini di angkat dan diakui kemampuanyaa untuk menjadi jendral dalam suatu kesatyan pasukan di tanah air Indonesia.

         Disamping itu , peran pemuda di dalam mengisi kemerdekaan serta pembangunan nasional telah memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bangs . Kepeloporan pemuda dalam pembangunan bangsa dan negara harus dipertahankan sebagai generasi penerus yang memiliki jiwa pejuang perintis dan kepekaan terhadap social , politik dan lingkungan . Hal ini dibarengi pula dengan sikap mandiri,disiplin dan memiliki sifat yang bertanggung jawab , inovatif , ulet , tangguh , jujur ,berani dan rela berkorban dengan dilandasi oleh semangat cinta tanah air.

        Maka hasili dari sebuah refleksi dari kepemimpinan peemerintah selama ini mengatakan generasi terlebih dulu belum bisa.
menunjukan dirinya sebagai pemimpin . Dalam berbagai kebijakan kebijakannya pemerintah tidak prorakyat . Kenaikan harga BBM , kenaikan harga bahan - bahan pokok . serta bahan - bahan baku lainnya adalah bukti dari dampak kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat  . mereka masih berpegang teguh pada aturan lama yang selalu memihak kelompok berduit.
Kenyataan ini telah disadari oleh kaum muda indonesia. Kesadaran yang diharapkan mendorong segenap kaum muda untuk segera mempersiapkan dan merancang periode pergantian generasi . Karena pad hakikatnya kita membutuhkan wajah-wajah baru. Sehingga muka lama yang hampir usang itu bisa tergantikan dengan muka yang baru yang lebih muda serta juga memiliki cita cita dan semngat baru.

Menurut pendapat saya adalah :

         Indonesia memiliki pemimpin dari kaum muda yang mampu mempresentasikan wajah baru kepemimpinan bangsa . Ini bukan tanpa alasan karna kaum muda dapat dipastikan  hanya memiliki masa depan dan nyaris tidak memiliki masa lalu . Dan ini sesuai dengan kebutuhan indonesia kini dan kedepannya perlu dan mulai belajar melihat kedepan, dan tidak lagi berasik,masuk dengan tabiat yang suka meihat kebelakang . Kita harus segara maju ke depan dan bukan berjalan ke masalalu . Dan secara filosofinya , masa depan itu adalah milik kaum muda . Meraka lebih steril dari berbagai penyimpangan orde yang telah lalu . Mereka tidak memiliki dendam dimasa lalu dengan lawan politiknya.Meraka tidak memiliki kekelaman dimasa lalu . Meraka juga tidak memiliki trauma masa lalu yang sangat mungkin akan membayang-bayangi jika nanti ditakdirkan memimpin lebih dari itu., kaum muda paling memiliki masa depan yang bisa mereka tatap dengan ketajaman dan kecermelangan visi serta memperjuangkan dengan keberanian dan eenergi yang lebih baru.

         Inilah peluang yang mesti dijemput oleh kaum muda saat ini . Sebuah peluang untuk memerlukan berakhirnya umur generasi itu untuk mempertemukan berakhirnya umur generasi itu dengan muaradari gerakan kaum muda untuk menyambut pergantian generas baru dan menjaga perputaran sejarah dengan ukiran-ukiran prestasi baru. Maka , harapannya adalah bagaimana kaum muda tidak membiarkan begitu saja sejarah melakukan pergantian generasi itu tanpa kaum muda menjadi subjek didalamnya.


Referensi :



Senin, 14 Oktober 2013

Individu , Keluarga dan Masyarakat

KATA PENGANTAR 


Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karna atas berkat dan Rahmatnyalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas saya yang berjudul "Individu , Keluarga , dan Masyarakat".Tugas makalah ini dibuat guna untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar pada fakultas Sistem Komputer Universitas Gunadarma.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masihbanyak kekurangan , oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun .

Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

I.Maksud dan Tujuan

Maksud:
Maksud dari penulisan tugas ini adalah untuk lebih menjelaskan permasalahan tentang Individu ,Keluarga, dan Masyarakat  yang ada disekitar kita dan juga sebagai wawasan kepada para pembaca.
Tujuan:
Tujuan tugas ini ditulis adalah sebagai tugas dosen dengan mata kuliah Ilmu Sosial.

II. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘saya, ‘anda’ dan ‘mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
            Para sosiolog mengartikan sebagai masyarakat sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang permanen. Oleh karena itu begitu menariknya judul yang kami bahas sehingga kami mendapat tugas membuat makalah dengen judul Manusia sebagai Individu, Keluarga, dan Masyarakat, semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para pembaca, serta kami minta maaf apabila makalah ini jauh dari sempurna dan jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kami meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kemajuan makalah ini.




BAB I

III.Tinjauan Teori
-          Individu
            Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosial, melainkan juga mempunyai kepribadian sera pola tingkah laku spesifik damalm dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pasa aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpamg dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyrakat(Hartomo,2004:64).
            Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadannya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadannya dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
            Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkan untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pertumbuhan Individu
Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:
1.      Aliran asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar melalui panca indra yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan refleksionis.
2.      Aliran psikologis Gestalt: pertumbuhan adalah proses diferenisasi yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3.      Aliran sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosiasi dan sosial menjadi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
·         Pendirian Navistik yaitu pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
·         Pendirian Empristik dan Enviromental yaitu pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar tidak berperan sama sekali.
·         Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme yaitu interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
·         Tahap pertumbuhan individu berdasarkan Psikologi.
Fase-fasenya, antara lain:
-          Masa vital
-          Masa estetik
-          Masa intelektual
-          Masa sosial







-Keluarga
            Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan warga”kulawarga” yang berarti”anggota”, “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti(“nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Keluarga merupakan unit satuan masyarakat terkecil sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
            Menurut Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Sedangkan  menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
-          Keluarga nuklir/inti/batih (nuclear family) : Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
-          Keluarga tua (extended family) : keluarga kekerabatan yang terdiri dari 3 atau 4 keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua atau saudara kandung oleh suatu tempat tinggal bersama yang besar.
-          Keluarga individu tersebut merupakan salah satu keturunan.
Fungsi keluarga secara umum menurut Munandar Soelaeman adalah:
1.      Pengatur seksual

-          Hidup bersama atas dasar suka sama suka
-          Hubungan seorang bangsawan dengan gundiknya 9zaman praindustri masyarkat barat) atau raja dengan selir
-          Melahirkan anak pada masa tunangan.
-          Perzinahan, sang lelaki sudah menikah ataupun sang wanita sudah menikah.
-          Kehidupan bersama wanita yang berkasta tinggi dengan lelaki berkasta rendah.
-          Kehidupan bersama seorang yang bertarak(celibate, pastoral, biarawan, menahan hawa nafsu) dengan orang lain yang juga hidup bertarak atau yang tidak bertarak.
-          Perzinahan, kedua-duanya telah menikah.
-          Incest ( hubungan seksual dalam satu keluarga), saudara lelaki dengan saudara perempuan, bapak dengan anak perempuan, ibu dengan anak lelaki.
2.      Reproduksi
3.      Sosialisasi
4.      Pemeliharaan
5.      Penempatan anak dlam masyarakat
6.      Pemuas kebutuhan perorangan
7.      Kontrol sosial William J. Goode (1983) menyusun jenis-jenis penyimpangan sosial dalam pengaturan seksual menurut ketidak seimbangan dalam struktur sosial, yaitu
Menurut H. Abu Ahmadi
1.      Fungsi biologis
2.      Fungsi pemeliharaan
3.      Fungsi ekonomi
4.      Fungsi keagamaan
5.      Fungsi sosial.
Menurut Soewaryo Wangsanegara
1.      Pembentukan kepribadian
2.      Alat reproduksi
3.      Merupakan eksponer dari kebudayaan masyarakat
4.      Lembaga perkumpulan ekonomi
5.      Pusat pengasuhan dan pendidikan.
Peristiwa terputusnya sistem keluarga, menurut William J, Goode(1983), dapat mengakibatkan terpecahnya suatu unit keluarga. Beberapa macam utama kekacauan keluarga:
1)      Ketidaksahan, unit keluarga tidak lengkap
2)      Pembatalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
3)      Keluarga selaput kosong
4)      Ketidakadaan salah satu pasangan karena hal yang tidak diinginkan
5)      Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan.


- Masyarakat
            Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
            Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku, dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyrakat maju ( masyarkat modern).
1.      Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarkat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya bertolak belakang dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buas pada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaanyang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan dilaut, menebang pohon, berladang dan beternak. Sedangkan kaum wanita melakukan pekerjaan yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak, merajut membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2.      Masyarkat Maju, masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuhdan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
1.      Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyrakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
a.       Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota dapat terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab kepada para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya: keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b.      Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antara anggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional dan objektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi(formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang telah terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar(AD) dan Anggaran Rumah Tangga(ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.
2.      Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya diabaikan (Soerjono Soekanto, 1982:190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi ciri-ciri dari bagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi nyata dan timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industrialis mengganti tenaga manusia dengan mesin.

Interaksi antara individu, keluarga, dan masyarakat.
Seorang individu barulah individu apabila pola perilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
Gambaran mengenai relasi individu dengan lingkungan sosialnya.
1)      Relasi individu dengan dirinya
2)      Relasi individu dengan keluarga
3)      Relasi individu lembaga
4)      Relasi individu dengan komunitas
5)      Relasi dengan masyarakat
6)      Relasi individu nasional

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, maupun masyarakat apabilan tanpa ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan ekstensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media dimana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Disamping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas.
Di dalam masyarakat, individu melakukan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Paeto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Wabber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensinya kemanusiannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.

BAB II


IV.Kesimpulan:
            Pada makalah ini kami beberkan beberapa definisi tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat, dan beberapa contoh kasus yang menyangkut judul dari makalah ini yaitu tentang konflik dalam individu yang bermasalah tentang kecanduan narkoba. Memang sekali mencoba pasti akan ketagihan akan barang haram tersebut, tapi peran keluarga serta masyarakat bisa mengurangi korban yang telah kecanduan narkoba dan pengedarannya di masyarakat.
            Dan dari diri kita sendiri pun harus bisa mengenal mana yang baik dan mana yang buruk, semua itu ada di tangan kita masa depan hanya kita lah yang bisa raih. Maka dari itu jauhilah narkoba dan cegahlah teman anda, sahabat, keluarga dari jeratan narkoba, karena sekali kena pilihan hanya ada dua yaitu masuk penjara atau panti rehabilitasi. Satu kata dari kami “SAY NO TO DRUGS”.
            Dan masalah yang selanjutnya yaitu tawuran antar suporter, sudah tidak asing lagi setiap ada pertandingan sepak bola pasti ada saja berita tentang tawuran ini. Mungkin karena para suporter itu terlalu menjagokan timnya dan lebih meremehkan tim orang lain sekaligus mencaci makinya, sehingga tim lain yang merasa terhina karena timnya di  caci maki pun membalasnya dan berujung tawuran. Selain itu penyebabnya juga karena hasil pertandingan tidak memuaskan, atau ketidakpuasan atas wasit yang mengatur pertandingan,dll.
            Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus bercermin kepada suporter di luar negri mereka tidak anarkis apapun hasil pertandingannya karena mereka sangat sportiv, dan lebih bersifat universal. Dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan meniadakan permusuhan karena sebagai suporter harus menerima apapun hasil pertandingan.

Referensi :





Minggu, 06 Oktober 2013

Manusia Sebagai Makhluk Sosial



HARTINAH ARMELIA 
23113952
1KB08

BAB I : PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup dengan sendiri. Manusia diciptakan oleh Tuhan YME sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Di dalam kehidupannya manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Hal ini merupakan salah satu kodrat manusia yang selalu ingin berhubungan dengan manusia lain.
Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut disebabkan karena adanya interaksi sosial.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan makalah sebagai berikut:
1.      Apa alasan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial?
2.      Faktor-faktor apa saja yang mendasari terjadinya interaksi sosial?


BAB II : PEMBAHASAN


Secara kodrati, manusia merupakan makhluk monodualistis, artinya selain sebagai makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga tercipta sebuah kehidupan yang damai. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensinya kemanusiaannya. Seseorang memiliki sikap sosial apabila ia memperhatikan atau berbuat baik terhadap orang lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap sosial merupakan beberapa tindakan menuju kebaikan terhadap sesamanya. Selain itu, Manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan mencari kawan. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasarkan kepentingan dan persamaan ciri.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial dengan beberapa alasan, yaitu: 
·         Ada dorongan untuk berinteraksi.
·         Manusia tunduk pada aturan norma sosial.
·         Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
·         Potensi manusia akan benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah manusia.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi makhluk sosial menurut para ahli:
·         Menurut KBBI :
Makhluk social adalah manusia yang berhubungan timbal balik dengan manusia lain.
·         Menurut Elly M. Setiadi :
Makhluk social adalah makhluk yang didalam hidupnya tidak bias melepaskan diri dari pengaruh orang lain.
·         Menurut Dr. Johannes Garang :
Makhluk social adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.
·         Menurut Aristoteles :
Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain
·         Menurut Liturgis :
Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan satu sama lain serta tidak dapat melepaskan diri dari hidup bersama.

Ø  INTERAKSI SOSIAL
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Ada beberapa pengertian interaksi sosial menurut para ahli:
·         Menurut H. Booner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial bahwa: “Interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.”
·         Menurut Gillin dan Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
·         Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.”
·         Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social.”
·         Siagian (2004) “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung.”


Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok dalam kehidupan social.
Ø  MACAM-MACAM INTERAKSI SOSIAL
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
·         Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan). 
·         Interaksi antara individu dan kelompok:
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam-macam sesuai situasi dan kondisinya.
·         Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok:
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek



Ø  FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
·         Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
Banyak perilaku kita sebenarnya diawali dengan meniru. Salah satu contohnya meniru potongan rambut, model pakaian, model celana, dan lain-lain. Proses peniruan ini lebih mudah terjadi dan mudah berubah. Artinya proses peniruan seringkali tidak bertahan lama, karena apabila ada model baru, maka model yang lama akan ditinggalkan dan berubah meniru ke model yang baru. Biasanya yang ditiru adalah hal-hal yang artificial yaitu hal-hal yang nampak saja dan bersifat fisil.
·         Sugesti adalah suatu proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu.
Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
·         Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
·         Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.


BAB III : PENUTUPAN

Ø  Kesimpulan
Dari uraian yang saya buat, dapat disimpulkan bahwa alasan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
ü  Ada dorongan untuk berinteraksi
ü  Manusia tunduk pada aturan, norma social
ü  Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
ü  Manusia tidak dapat hidup sebagai manusia jika tidak ada di tengah-tengah manusia.
Ø  Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial, yaitu: imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Media (agen) sosialisasi utama yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke dalam masyarakat sepenuhnya antara lain:
ü  Keluarga
ü  Teman Sepermainan (Kelompok Sebaya)
ü  Sekolah 
ü  Lingkungan Kerja 
ü  Media Massa

Dengan terselesaikannya tugas ini, semoga dapat dimanfaatkan dan dapat dijadikan sumber pengetahuan baru oleh semua pihak. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas ini karena keterbatasan materi yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami bisa menjadi lebih baik dalam meyusunnya.

Refrensi :